Berbicara mengenai pandemi Covid-19, maka cobaan umat manusia ini pertama kali muncul di Wuhan, China pada tahun 2019 dan telah menyebar ke seluruh dunia pada awal bulan Juli 2021. Kedatangan pandemi ini telah merubah pola kehidupan umat manusia secara signifikan dalam taraf global.
Berbagai aktifitas sosial bermasyarakat yang biasanya dilakukan dengan bebas, kini di masa pandemi harus dibatasi dengan berbagai aturan-aturan pembatasan dari pemerintah. Semua hal itu dilakukan dalam rangka memutus rantai penyebaran pandemi di masyarakat.
Vaksinasi yang digadang-gadang sebagai solusi utama dalam menghentikan penyebaran Covid-19 ini saja masih belum berfungsi dengan maksimal. World Health Organization (WHO) bahkan memprediksikan bahwa Covid-19 ini akan berubah menjadi endemi di kemudian hari.
Selama pandemi, banyak kejadian besar terjadi dan merubah keadaan kehidupan masyarakat dunia. Dunia kerja disibukkan dengan berita kasus PHK di mana-mana, dunia pendidikan disibukkan atas penerapan pembelajaran daringnya, dll.
Pendidikan dan Pandemi
Berbicara mengenai pendidikan di masa pandemi, maka akan kita jumpai berbagai permasalahan yang mewarnai keadaan dunia pendidikan di masa pandemi. Permasalahan-permasalahan itu seperti kendala jaringan di daerah 3T (terluar, tertinggal, terdepan), gapteknya orang tua terhadap teknologi, dll.
Berbagai permasalahan di atas kemudian sampai pada kesimpulan bahwa sistem belajar daring ternyata banyak menemui permasalahan ketika pelaksanaannya di lapangan. Hal ini menjadikan pembelajaran daring kurang efektif dan maksimal apabila dilaksanakan dalam pembelajaran jangka panjang.
Walapun institusi pendidikan secara umum terdampak atas kehadiran pandemi ini, namun beberapa institusi pendidikan ternyata mampu bertahan dari dampak negatif kehadiran pandemi di tanah air.
Di antara institusi-institusi pendidikan yang tidak terlalu terdampak akan keberadaan pandemi ini adalah pondok pesantren. Di sinilah sang penulis akan menjelaskan mengenai suasana pendidikan di balik tirai pondok pesantren ketika pandemi sedang melanda Indonesia.
Gontor dan Pandemi
Berbicara mengenai pondok pesantren, maka pada kesempatan ini akan kita bahas mengenai suasana pembelajaran di Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG), ketika pandemi sedang menyapa dunia pendidikan di Indonesia.
PMDG merupakan institusi pendidikan dengan menggunakan sistem boarding school. Sistem tersebut berlangsung selama 24 jam, menjadikannya belajar-mengajar dilakukan secara langsung. Santri dan ustad atau ustadzah yang mengajar berada dalam ruang lingkup pesantren setiap harinya.
Panca jiwa merupakan nilai luhur yang telah terformulasikan dari dasar dan nilai ajaran agama Islam, serta di bawa oleh tokoh-tokoh muslim dengan berpondasikan Al-Qur’an dan Sunnah Rasul. Oleh karena itu, nilai-nilai tersebut menjadi ruh dalam menjalankan kehidupan di PMDG.
Nilai-nilai yang terdapat dalam Panca Jiwa ini berperan sebagai pondasi dasar pembelajaran para santri ketika menuntut ilmu. Panca jiwa sendiri berasaskan pada lima nilai utama yang meliputi: keikhlasan, kesederhanaan, berdikari, ukhuwah Islamiyah, dan kebebasan.
Pandemi memberikan dampak pada pendidikan, dengan itu PMDGsebuah slogan yang berasal dari Panca Jiwa. Slogan tersebut terangkum menjadi “Gebrakan 3 Menara” yang mencakup nilai jiwa keikhlasan, berdikari, dan ukhuwah Islamiyah.
Jiwa keikhlasan menanamkan rasa ikhlas yang kuat dan memiliki arti “sepi ing pamrih”. Keikhlasan hadir menjadi bagian dari ibadah yang dipanjatkan kepada Allah SWT. Maka dari itu, keikhlasan bukan berarti miskin harta, tetapi menempatkan segala sesuatu sesuai hak dan tempatnya masing-masing.
Implementasinya dalam sistem pembelajaran di PMDG, jiwa keikhlasan ini tertuang dalam bentuk guru yang ikhlas dalam mengajar. Penetapkan peraturan sistem belajar-mengajar tetap berjalan seperti biasanya, peraturan tersebut tertuang dalamiwa keikhlasan para santri dan guru-guru.
Nilai panca jiwa yang selanjautnya adalah Berdikari (berdiri di atas kaki serdiri)melebur menjadi satu pada individu santri agar dapat melaksanakan belajar, kegiatan sehari-hari, dan melengkapi kebutuhan sendiri yang kemudian menjadikannya mandiri.
Selama pandemi berlangsung, sistemelajar-mengajar yang dilakukan bersama pimpinan pondok tidak dapat dilakukan secara tatap muka. Oleh karena itu, keadaan ini menumbuhkanmandirian dalam melakukan perkumpulan bersama pimpinan pondok secara daring dengan setiap kampus pada waktu yang bersamaan.
Nilai panca jiwa selanjutnya Ukhuwah Islamiyah. Hubungan yang baik antara manusia yang dilandasi dengan rasa cinta dan kasih sayang sesama manusia, serta tidakerlepas dari akidah dan akhlak untuk menjaga tali persaudaraan umat muslim dengan melakukan silaturahmi.
Persaudaraan sesama muslim ini juga digambarkan dalam salah satu hadist berikut.
قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : تَصَفَحُو ايذْهَبُ الغِلُّ وَ تَهَادَوْا وَتَحَابُوْا (رواه مالك)
Hadist ini menjelaskan bahwasannya kita sebagai umat muslim diperintahkan untuk berjabat tangan dan menghilangkan rasa dendam dan dengki pada sesama. Karena dengan melakukan itu, Allah akan memberikan hadiah kepada setiap hambanya yang saling mencintai dalam kebaikan.
Pandemi ini mengajarkan kepada setiap umat di manaang terjadi kepada manusia tidaklah lepas oleh campur tangan manusia itu sendiri. Oleh karena itu, untuk setiap individu harus selalu menjaga dan tidak merusak apa yang telah diciptakan oleh Allah untuk seluruh manusia.
Adanya pandemi ini memberikan peluang untuk lebih mendekatkan diri dan bermunajab kepada Allah SWT. Cobaan yang diberikan kepada hambanya tidak melebihi batas kemampuan hambanya. Allah memberikan cobaan dikarenakan Allah mencintai hambanya dan ingin agar hambanya lebih dekat kepada-Nya.
Oleh : Septiana Putri Anggraeni
Editor : Krisna Wijaya
2 Comments
I have read your article carefully and I agree with you very much. This has provided a great help for my thesis writing, and I will seriously improve it. However, I don’t know much about a certain place. Can you help me? https://www.gate.io/tr/signup/XwNAU
[…] Baca juga Gebrakan 3 Menara […]