Isolasi Mandiri Membosankan? Yuk, Ikuti Jejak Said Nursi
http://unida.gontor.ac.id-Bosan isolasi mandiri di rumah selama pandemi? Suntuk selama PPKM? Atau merasa tidak produktif? Mari mengenal sosok Said Nursi yang dapat mengambil hikmah dari balik jeruji besi.
Bertahan dimasa pandemi dengan barbagai ujiannya memanglah tidak mudah. Tapi apakah melaluinya adalah hal yang mustahil? Tentu tidak juga.
Berkaca dari seorang pembeharu Islam kebangsaan Turki, Badiuzzaman Said Nursi yang beberapa kali harus merasakan dinginnya sel penjara dan mungkin lebih mengerikan daripada hanya disuruh isolasi mandiri di masa pandemi.
Tapi jeruji besi bukan menjadi penghalang baginya. Seorang intelektual muslim ini justru mempergunakannya untuk banyak merenung dan memikirkan problematika umatnya.
Kehidupannya dipenjara tidak menyurutkan tekatnya untuk terus membimbing umat walau tak memiliki momen bertatap muka secara langsung dengan mereka. Apalagi di masa itu tidak ada virtual meeting.
Dengan perantara tulisan dan surat-suratnya yang terkumpul dan dijadikan sebuah buku, ia menyampaikan buah pikiran dan hasil kontemplasinya selama ini. Kumpulan surat-suratnya disatukan dan menjadi sebuah buku berjudul “Cahaya Iman dari Bilik Tahanan”.
Baca juga :
Produktivitas Dalam Hidup Dapat Dilatih, Ketahui Caranya
Beberapa hal yang tak banyak disadari oleh orang-orang di luar penjara, seperti yang dirasakan Said Nursi. Tapi, dari hal tersebut ia memberikan sebuah prespektif baru dalam khazanah keilmuan Islam. Terutama di bidang tassawuf dan filsafat islam.
Di awal buku tersebut, sebagai pengantar ia menyebutkan bahwa penjara bukanlah sebuah kurungan bagi orang-orang berdosa. Tapi merupakan sebuah sekolah spiritual bagi orang-orang pilihan.
Seperti halnya nabi Yusuf yang dibimbing dan dididik Allah di penjara selama beberapa tahun. Oleh karenanya, said Nursi menyebut penjara sebagai madrasah yusufiyah yang artinya sekolah ala Nabi Yusuf.
Berbagai kisah, analogi, dan logika-logika disajikan said Nursi untuk menjawab berbagai pertanyaan umat yang muncul bukan dari mulut manusia. Tapi dari peristiwa kasyf dan pelajaran dari Tuhan.
Said Nursi memberika jawaban yang sangat memuaskan logika dan batin setiap pembaca. Hingga pembaca akan dibawa pada sebuah kondisi penuh hikmah walau latar yang diberikan said Nursi adalah sel penjara.
Kontemplasi-kontemplasi tersbut disajikan dengan sangat ringan, tapi makna yang terkandung di dalamnya sangat berpengaruh bagi kehidupan umat muslim.
Dirangkum dalam bentuk kisah-kisah pendek menjadikan buku ini tak nampak berat bagi orang-orang awam sekalipun. Bahkan seorang muallaf yang ilmunya tentang Islam belum terlalu banyakpun mungkin akan merasa nyaman membaca setiap bab dari buku ini.
Kisah-kisah yang ringan namun penuh hikamh tersebut dapat ditemukan pada buku “Cahaya Iman dari Bilik Tahanan”.
Kami menyediakan buku tersebut di rak perpustakaan dengan nomor panggilan T 2X3.5 BAH C
Baca juga :
Jurnalis, Jalan Hidup Seorang Militan
penulis : Mawardi Dewantara