Literasi Masyarakat Jepang
Di era digital saat ini, pola pikir dan cara pandang manusia semakin terpengaruh dengan hadirnya teknologi di tengah-tengah kehidupan manusia. Di Indonesia sendiri, peperangan isu palsu dan hoax masih merajalela karena kurangnya literasi dan pemahaman masyarakat mengenai sumber bacaan literasi yang baik.
Berbicara mengenai literasi, maka Jepang merupakan salah satu negara dengan tingkat literasi masyarakatnya yang sangat tinggi. Membaca bagi masyarakat Jepang bahkan dianggap sudah menjadi bagian dari kebutuhan sehari-hari yang tidak bisa ditinggalkan.
Uniknya, Jepang merupakan salah satu negara dengan tingkat literasi masyarakatnya yang tetap tinggi di saat teknologi sudah berkembang pesat. Hal ini disebabkan karena berbagai program pendukung dari pemerintah Jepang yang ingin meningkatkan potensi literasi anak bangsanya.
Sejarah mencatat bahwa ketika Jepang hancur berkeping-keping karena serangan bom nuklir pada perang dunia kedua, kaisar pun mengumpulkan guru-guru yang tersisa agar dapat memperbaiki dan mendidik generasi baru yang akan membangun bangsa dan tanah air di masa depan.
Literasi Masyarakat Jepang
Belajar dari pengalaman masa kehancuran Jepang di masa lalu, pemerintah Jepang hingga sekarang telah merumuskan berbagai program literasi yang telah mereka jalankan di negaranya. Adapun program-program tersebut adalah sebagai berikut.
1. Program Wajib Membaca dan Menceritakan Buku
Program ini akan mewajibkan para guru untuk membaca buku dan menceritakannya kepada anak-anak di sekolah setiap harinya. Tidak hanya para guru saja, para murid juga diwajibkan untuk meminjam buku dan harus menceritakannya di depan teman-temannya.
2. Program Kelengkapan Fasilitas Buku dan Tempat Duduk di Berbagai Tempat Umum
Kelengkapan fasilitas tentunya dapat meningkatkan keinginan seseorang untuk mengisi waktu luangnya dengan lebih produktif. Terlebih hal ini dilengkapi dengan fasilitas tempat duduk yang akan mendorong kegiatan membaca menjadi nyaman, aman, dan mudah.
3. Program Stasiun Televisi Bersama Artis dalam Acara Bedah Buku dan Resensi Buku
Kerja sama dengan seorang tokoh terkenal merupakan cara cerdas yang dipilih oleh pemerintah Jepang untuk memaksimalkan program literasi yang mereka rancang. Maka di Jepang tidak heran lagi apabila ada artis terkenal yang membedah buku dan akan mendapat respon yang positif dari penggemarnya.
4. Program Penerjemahan Buku Asing dan Pengilustrasian Gambar Buku Sekolah
Dalam rangka meningkatkan kualitas literasi keilmuan, tentunya keilmuan yang bersumber dari berbagai negara dunia itu sangat dibutuhkan. Maka dari itu, tidak heran jika pemerintah Jepang sangat gencar melakukan penerjemahan buku-buku asing ke dalam bahasa Jepang.
Selain program penerjemahan, pemerintah Jepang juga bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan besar yang bergerak di bidang desain untuk pengilustrasian gambar yang menarik di berbagai buku bacaan yang ada di sekolah.
Kunci Masyarakat Jepang
Setelah melihat berbagai program di atas, tentunya kita sebagai masyarakat Indonesia juga tidak boleh kalah dengan masyarakat Jepang. Adapun beberapa kiat yang bisa dilakukan untuk meningkatkan minat baca kita adalah sebagai berikut.
1. Kaizen
Kaizen berarti berusaha membaca terus menerus, walaupun hanya 10 menit setiap harinya. Kegiatan membaca buku secara berkelanjutan ini merupakan kunci masyarakat Jepang dalam meningkatkan kualitas literasi membaca mereka.
2. Tachiyomi
Tachiyomi  merupakan kegiatan membaca buku sambil berdiri, yang dilakukan di berbagai tempat yang ada. Maka tidak heran apabila kita menemui masyarakat Jepang membawa sekaligus membaca buku di setiap sudut kota Jepang.
3. Naimasu
Naimasu artinya adalah tidak ada alasan untuk tidak membaca buku. Penyebab utama seseorang gagal membaca buku adalah karena dia memiliki banyak alasan untuk menunda-nunda kegiatan membaca buku. Ingatlah bahwa, ” Today a Reader, Tomorrow a Leader “.
Oleh  : Imam Syaamil Nasution
Editor : Krisna Wijaya
4 Comments
[…] Editor : Mas Krisna […]
[…] Oleh  : Suniyyah Puspita Sari […]
[…] Oleh   : Septiana Putri Anggraeni […]
[…] Serta Jepang dan Literasi […]