People Pleaser: Mulailah Katakan “Tidak”

Membicarakan People Pleaser

Pernakah kamu merasa takut untuk berkata tidak terhadap ajakan orang lain, padahal kamu tidak mau? Enggan untuk menolak karena khawatir akan berdampak negatif pada diri kita?  Tentu semua orang pasti pernah mengalami dan merasakan hal itu bukan.

Biasanya orang semacam itu termasuk ke dalam kategori jenis orang yang dinamai people pleaser. People pleaser adalah seseorang yang cenderung ingin selalu membuat orang lain merasa Bahagia tanpa memperhatikan kebahagiaannya sendiri.

Bahkan dia rela mengorbankan kebahagiaanya sendiri hanya untuk membuat orang-orang di sekitarnya merasa nyaman dan bahagia. People pleaser ini selalu memikirkan bagaimana caranya agar bisa diterima orang lain dan membuat mereka bahagia bagaimanapun caranya.

People pleaser ini merupakan jenis orang yang sulit untuk mengatakan “tidak” kepada orang lain. Alasan mengapa mereka enggan untuk memberikan penolakan adalah karena adanya kekhawatiran dan ketakutan yang berlebihan apabila mereka menolak permintaan orang lain.

Tidak hanya itu, dia menjadi people pleaser karena rasa takut dipandang negatif oleh orang lain. Meski memang niatnya baik untuk membahagiakan orang lain atau menghindari konflik, namun jika permintaan itu selalu diterima justru akan menjadi beban bagi kehidupan kita.

Adapun ciri-ciri people pleaser di antaranya adalah.

  1. Selalu setuju dengan pendapat siapapun.
  2. Meminta maaf untuk hal yang bukan kesalahannya.
  3. Sulit mengatakan “tidak” kepada permintaan/ajakan orang lain.
  4. Merasa diri sendiri rendah dan tidak memiliki keistimewaan.
  5. Selalu setuju dengan pendapat orang lain dan mengabaikan pendapatnya sendiri.
  6. Selalu menyalahkan diri sendiri.
  7. Selalu ingin menghidari konflik dengan menjawab jawaban yang diinginkan oleh orang lain.
  8. Sibuk memikirkan bagaimana dirinya dalam pandangan orang lain.
  9. Selalu mengharapkan pujian dari orang lain.
  10. Lebih mengutamakan perasaan orang lain dibandingkan perasaannya sendiri.
  11. Siap membantu orang lain dalam keadaan apapun dan selalu menolak bantuan orang lain agar tidak dikira menyusahkan.

 

Menjadi people pleaser barangkali memang memberikan manfaat di saat-saat tertentu, namun ternyata dampak negatif yang dibawanya lebih besar daripada manfaatnya. Beberapa dampak negatif di antaranya adalah sebagai berikut.

  1. Tidak percaya diri.
  2. Mementingkan penilaian orang lain.
  3. Muncul rasa benci.
  4. Gangguan kecemasan dan stres.
  5. Kehilangan kemauan untuk maju buat diri sendiri.
  6. Kehilangan ciri khas diri sendiri.
  7. Susah memendam amarah.

 

Pada tahun 1943, Abraham Maslow (1908-1970) mencetuskan sebuah teori kebutuhan yang dinamai dengan Hirearchy of Needs atau Hirearki Kebutuhan. Berikut lima tingkatan kebutuhan manusia yang Maslow sebutkan.

  1. Kebutuhan fisiologis.
  2. Rasa aman dan perlindungan.
  3. Rasa sayang.
  4. Penghargaan.
  5. Aktualisasi diri

 

Hirearki kebutuhan ini adalah suatu tingkatan kebutuhan dasar yang ada dalam diri manusia. Kelima bentuk kebutuhan dasar manusia ini bisa saja menjadi pemicu yang kuat bagi seseorang untuk susah menolak ajakan/permintaan orang lain.

Padahal setiap manusia memiliki hak kebutuhannya masing-masing yang harus dipenuhi oleh diri sendiri. Hak untuk mempertahankan hidup, hak kebebasan berpendapat, hak untuk bahagia, dll. adalah hak dasar yang layak untuk diterima oleh setiap orang.

Katakan “Tidak” dan Berhentilah Menjadi People Pleaser

people pleaser

Telah kita ketahui bersama bahwa menerima ajakan/permintaan orang lain terus menerus tidaklah baik bagi kehidupan kita. Tidak salah apabila kita menolak ajakan/permintaan orang lain di saat-saat tertentu. Karena tidak setiap hal dalam hidup ini harus kita terima dalam kehidupan kita.

Adapun cara untuk berhenti menjadi people pleaser adalah dengan memahami konsep kebahagiaan. Kebahagiaan adalah kesenangan dan ketentraman hidup yang bersifat lahir dan batin. Kebahagiaan ini adalah hak dasar yang berhak diterima oleh setiap manusia di dunia.

Menurut Buya Hamka, kebahagiaan itu bisa dicapai apabila manusia selalu mengasah dan mengembangkan alat yang dapat digunakannya untuk mencapai kebahagiaan tersebut.  Adapun alat yang bisa digunakan manusia untuk mendapatkan kebahagiaan adalah agama, akal, dan budi.

Ketiga hal tersebut memiliki keterkaitan yang kuat antara satu dengan yang lainnya. apabila manusia mampu mengembangkan ketiga hal tersebut, maka manusia dapat mencapai kebahagiaan dalam kehidupannya.

Oleh karena itu, masing-masing dari kita memiliki hak untuk bahagia. Maka bersikaplah lebih tegas kepada diri sendiri dan orang lain. Berpikirlah dahulu sebelum melakukan sesuatu untuk orang lain. Janganlah meminta maaf jika itu bukan salah mu.

Prioritaskan kebahagiaanmu dengan tetap melihat kemaslahatan bersama dan jangan gantungkan kebahagiaanmu di tangan orang lain. Yakinkanlah bahwa kita tidak membutuhkan persetujuan siapapun untuk bisa menjadi manusia yang bahagia.

Mulai dari sekarang, beranikan dirimu untuk berkata “Tidak!” demi kebaikan dirimu sendiri, kebahagiaanmu, dan kesehatan mentalmu.

Oleh  : Muhamad Redho Al Faritzi

Baca juga Manusia Terpelajar

 

Editor: Krisna Wijaya

1 Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jelajahi Cakrawala di Perpustakaan!

Kami menyediakan berbagai layanan dan sumber intelektual untuk mendukung berjalannya Tri Dharma Perguruan Tinggi!

Our Services

Digital Library

Open Acces Catalog

Repository

Bebas Pustaka

Journal International

Top Features

Digital Corner

BI Corner

References Room

Scan and Copy Document

Food Court

© 2024 IT UNIDA Library

Verified by MonsterInsights