Rabu 24 juni 2020 Universitas Darussalam Gontor cabang Magelang menyelenggarakan sesi pengenalan keperpustakaan pada acara orientasi studi dan pengenalan kampus (ospek). Acara ini diisi oleh direktur perpustakaan pusat UNIDA KH. Syamsul Hadi Untung MA. MLs dan tenaga IT selaku staf perpustakaan pusat Universitas Darussalam Gontor, Muhammad Ibrahim yang sering disapa dengan Boim. Acara ini berlangsung selama 2 jam tepatnya dari pukul 15.00 sampai dengan 17.00. Pada acara ini kedua pembicara memberikan dua materi yang berbeda. kesempatan pertama Direktur Perpustakaan pusat menjelaskan tentang literasi dan keperpustakaan secara umum. Sedangkan pada kesempatan kedua, diisi oleh Boim selaku staf perpustakaan dengan membawakan materi pencarian referensi secara online. Acara ospek dengan sesi keperpustakaan menjadi agenda wajib dalam masa perkenalan bagi mahasiswa baru. Dunia baru bagi seluruh anggota ospek yang sudah beranjak dari bangku sekolah SMA ataupun pondok ke tingkat yang tidak bisa dijalankan hanya dengan duduk di bangku kelas seperti yang akan mereka dapati di perkuliahan. Mereka akan sangat terkejut dengan sistem dan model pembelajaran di kampus jika tidak diberi pengarahan terlebih dahulu. Selain itu, perpustakaan sebagai jantung dan juga senjata ampuh suatu perguruan tinggi sangat penting perannya. Bagaikan sebilah pedang jika dirawat dengan baik akan menjadi senjata yang berbahaya tapi senjata itu hanya ditakuti karena ketajamannya jika tidak dipegang oleh seorang ahli pedang. Begitulah kiranya peran penting perpustakaan bagi lembaga pendidikan. Suatu perguruan tinggi akan bisa melahirkan lulusan yang berkualitas dan berpengaruh ketika perguruan tinggi dapat memberikan fasilitas pencarian referensi seperti perpustakaan dengan baik. Tapi fasilitas yang unggul saja akan hanya memberikan kesan unggul bagi sebuah perguruan tinggi tanpa bisa menyumbangkan lulusan yang dapat berperan baik bagi Negara dan dunia tanpa didampingi adanya minat baca dari para mahasiswanya. Pada kesempatan pertama, Beliau (KH. Syamsul Hadi UNtung) membicarakan tentang cita-cita dari perpustakaan UNIDA sendiri untuk menjadi perpustakaan yang bukan hanya sebagai tempat penyimpanan koleksi-koleksi buku. Melainkan untuk menjadi mesin utama dalam berjalannya aktivitas pendidikan di UNIDA dalam melahirkan lulusan yang berkualitas dan kompeten. Kita harus membesarkan plafon cita-cita kita” ujar KH. Syamsul Hadi Untung pada seluruh mahasiswa baru di pertengahan pidatonya. Istilah plafon cita-cita adalah kata yang sering beliau ucapkan di setiap kesempatan ketika sedang memberikan pidato atau sekedar nasehat. Maksud dari plafon cita-cita sendiri adalah membesarkan target atau cita-cita yang kita miliki sebesar dan setinggi mungkin. Seperti kata mutiara yang di wariskan oleh presiden pertama Indonesia Ir. Sukarno “Gantungkan cita-citamu setinggi langit! Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang.”. itulah pesan beliau dalam mengawali sesi pengenalan keperpustakaan. Direktur perpustakaan pusat KH. Syamsul Hadi Untung MA.MLs. juga mengutarakan beberapa penyebab kurangnya minat baca di kalangan mahasiswa Indonesia pada awal presentasinya saat pemberian materi perpustakaan pada seluruh peserta ospek. Hal pertama yang sangat berpengaruh dalam kurangnya minat baca adalah sistem pembelajaran di lembaga pendidikan masih kurang mengajarkan anak didiknya untuk tekun membaca.”sistem pembelajarannya masih belum membuat mahasiswa suka membaca” tutur beliau ketika sesi pengenalan perpustakaan berlangsung. Hal yang kedua menurut beliau adalah terlalu banyaknya tempat hiburan. Berlimpahnya tempat hiburan yang semakin lama mulai mengubur tempat-tempat edukasi seperti perpustakaan, labolatorium dan lain sebagainya. Hal ini menyebabkan orang-orang memandang terbalik hal yang penting dan tidak penting. Kebanyakan orang memandang penting dunia hiburan yang sebenarnya tidak terlalu penting dan menganggap remeh pendidikan yang sebenarnya adalah hal yang sangat penting. Inilah fakta dan realitas yang dapat kita temui di Negara yang kita banggakan ini. Yang ketiga adalah kurangnya budaya baca yang diwariskan orang tua kepada anaknya. Budaya yang banyak diwariskan para orang tua kepada anaknya adalah budaya berbicara atau menasehati.”budaya yang diwariskan orang tua kita dulu adalah budaya tutur” jelas beliau. Budaya “tutur” inilah yang membuat para peserta didik di berbagai lembaga pendidikan lebih suka menasihati dan berpidato daripada membaca. Dan yang terakhir adalah sulitnya menemui perpustakaan dengan sarana yang baik dan memadai. Selain itu, fasilitas yang disediakan perpustakaan masih kalah dengan fasilitas yang disediakan di tempat-tempat hiburan. Itulah beberapa keluhan mengenai minimnya minat baca mahasiswa Indonesia kepada seluruh peserta ospek dan panitia ospek. Pembicaraan beliau dilanjutkan dengan menyampaikan beberapa kiat dan siasat manjadi mahasiswa yang unggul dan berprestasi. Hal ini bertujuan agar mahasiswa baru dapat menyusun lebih awal siasat dan program-programnya selama masa kuliah yang akan dihadapi. Kesempatan kedua yang diberikan panitia ospek pada sesi pengenalan keperpustakaan diisi oleh Boim yang merupakan staf perpustakaan pusat Universitas Darussalam Gontor. kali ini Boim memberikan materi tentang pencarian referensi secara online melalui berbagi website. Dia juga mengajarkan tutorial dari awal sampai cara mengunduh referensi yang ada dari internet. Semua yang disampaikan pembicara bertujuan agar mahasiswa baru mampu menyesuaikan diri dengan segala dinamika kampus yang sangat berbeda dengan lingkungan pondok ataupun sekolah menengah lainnya. Lingkungan kampus yang selalu menuntut mahasiswanya untuk selalu update dalam segala hal.
Penghargaan Library Ambassador pada Dewan Kepengasuhan Choice Awards Universitas Darussalam Gontor
Dewan Kepengasuhan Choice Awards merupakan acara tahunan yang diselenggarakan Universitas Darussalam Gontor yang kali ini bertepatan dengan hari Jum’at 27 Maret 2020 guna memberikan apresiasi kepada para mahasiswa dan dosen yang berprestasi di beberapa bidang tertentu. Acara yang bertempat di Hall Kampus Universitas Darussalam Gontor ini, dihadiri oleh Al-Ustadz Assoc. Prof. Dr. Hamid Fahmi Zarkasyi, M.A.Ed, M.Phil, selaku wakil rektor I dan Al-ustadz Hasib Amrullah, M.Ud, yang merupakan kepala direktorat kepengasuhan serta beberapa jajaran dosen Universitas Darussalam Gontor. Sebagai pembuka acara, Kepala Direktorat Kepengasuhan Al-ustadz Hasib Amrullah, M.Ud, memberi pesan dan sambutan yang dilanjutkan dengan sambutan yang disampaikan oleh wakil rektor I Al-Ustadz Assoc. Prof. Dr. Hamid Fahmi Zarkasyi, M.A.Ed, M.Phil, beliau sangat mendukung dan mengutarakan antusiasnya dengan berpesan agar acara ini di tahun-tahun selanjutnya tidak hanya memberikan penghargaan kepada mahasiswa dan dosen berprestasi di dalam kampus saja melainkan memberikan penghargaan untuk segala bentuk prestasi di luar maupun di dalam kampus termasuk penghargaan bagi para dosen dan mahasiswa yang menerbitkan buku, membuat teknologi baru, atau membuat aplikasi terbaru. Acara ini mengadakan beberapa kategori penghargaan yang di antaranya adalah Library Ambassador. Kategori ini diberikan untuk mahasiswa yang aktif dan rajin berkunjung ke perpustakaan. Penghargaan untuk kategori ini diraih oleh saudara Heriaman dari program studi Hubungan Internasional semester 4. Pemberian penghargaan untuk kategori ini sangat memberi angin segar bagi perpustakaan Universitas Darussalam Gontor. Perpustakaan yang pada umumnya kurang diperhatikan oleh kebanyakan mahasiswa ini diberikan ruang khusus oleh panitia penyelenggara untuk menunjukkan dan memberikan apresiasi kepada mahasiswa yang aktif berkunjung ke perpustakaan. Pihak perpustakaan Universitas Darussalam Gontor berharap dengan diadakannya kategori Library Ambassador Pada acara tahunan Dewan Kepengasuhan Awards ini dapat meningkatkan pengunjung perpustakaan pada hari-hari selanjutnya. Muhammad Fajar selaku staf perpustakaan sangat mendukung kebijakan panitia dalam memberikan penghargaan untuk kategori Library Ambassador. Muhammad Fajar mengutarakan pendapatnya saat kami wawancarai selepas acara tersebut “ kami selaku staf perpustakaan sangat terbantu dengan diadakannya kategori penghargaan Library Ambasador. Pada kesempatan kali ini, kami bisa mempromosikan perpustakaan universitas dan berharap dengan adanya kategori ini, para mahasiswa semakin semangat dan terus berlomba-lomba untuk berkunjung ke perpustakaan”. Salah seorang dari empat nominator kategori tersebut yaitu Mawardi Dewantara mahasiswa program studi Aqidah dan Filsafat Islam semester 2 sangat mendukung diadakannya kategori tersebut. Dia mengatakan “ saya sangat mendukung adanya kategori ini, karena dengan ini dapat menunjukkan kepada mahasiswa bahwasanya keaktifan mengunjungi perpustakaan masuk sebagai penilaian keaktifan mahasiswa. Dan saya berharap untuk tahun yang akan datang agar kategori ini selalu dadakan”
Ospek, Pengenalan tentang Perpustakaan
Ospek merupakan sebuah agenda wajib bagi seluruh universitas yang diperuntukkan bagi para mahasiswa baru dengan tujuan mahasiswa dapat memahami segala hal tentang dunia perkuliahan yang mungkin sangat berbeda dengan dunia yang mereka temui sebelumnya. Selasa, 23 Juni 2020 panitia OSPEK Universitas Darussalam Gontor (UNIDA) memberikan kesempatan kepada perwakilan dari perpustakaan pusat UNIDA Gontor untuk memperkenalkan segala hal tentang perpustakaan pada seluruh mahasiswa baru di hall lantai 4 Gedung Terpadu. Acara yang berbentuk kuliah umum atau seminar ini memiliki tiga sesi dengan tiga pembicara. Pada sesi pertama, Direktur Perpustakaan KH. Syamsul Hadi Untung MA., MLS. menyampaikan beberapa materi mengenai kiat-kiat menjalani kehidupan sebagai seorang mahasiswa yang dituntut menjadi seorang yang intelek. sesi kedua mengenai pengetahuan tentang literasi yang disampaikan oleh Hisyam Attaya selaku staf perpustakaan. Sedangkan sesi terakhir diisi oleh tenaga IT perpustakaan Muhammad Ibrahim dengan tema “pencarian referensi secara online”. “Dunia kalian adalah dunia intelek, maka dunia kalian adalah dunia membaca” begitulah tutur direktur utama perpustakaan Universitas Darussalam Gontor (UNIDA) ketika sesi pertama kuliah umum bagi seluruh mahasiswa baru tahun ini. Begitulah beliau membuka kuliah umum pada sesi pertama pukul 08.00 WIB serta memerikan gambaran bagaimana dunia seorang mahasiswa yang bukan lagi menjadi seorang anak kecil yang harus disuapi di setiap urusannya, termasuk dalam hal belajar. Mahasiswa harus lebih mandiri dalam hal belajar. Mahasiswa harus mampu mengolah informasi dari berbagai literatur yang ada. Terutama segala literatur yang disediakan oleh kampus melalui keberadaan perpustakaan. Pada sesi pertama ini direktur perpustakaan memberikan berbagai motivasi dan gambaran kehidupan seorang mahasiswa yang dituntut untuk dapat berfikir layaknya seorang intelek. Selain itu beliau juga memberikan kiat-kiat dan cara belajar ala mahasiswa. Cara belajar yang menuntut pengetahuan mengenai pencarian literature dan kemampuan mengumpulkan data-data yang ada. Tuntutan dalam hal penguasaan literasi ini dijelaskan oleh Hisyam Attaya pada sesi kedua kuliah umum tersebut. Dijelaskan kepada para mahasiswa baru bahwasanya seorang mahasiswa tidak bisa lepas dari tiga hal yang harus mendarah daging dalam dirinya. Tiga hal itu adalah membaca, diskusi, dan menulis. Pada sesi ini dijelaskan mengenai pemahaman mengenai literasi serta fungsi dari literasi sendiri secara luas. Pada zaman modern seperti sekarang, literasi bukan lagi sebatas buku dengan ribuan halaman yang kita temukan di perpustakaan saja, melainkan lebih luas lagi banyak kita temukan berbagai sumber informasi dari internet atau biasa kita sebut online. Cara pencarian literasi secara online tersebut dijelaskan pada sesi selanjutnya yang diisi oleh tenaga IT perpustakaan Universitas Darussalam Gontor, Muhammad Ibrahim ( lebih populer sebagai “Bang Boim”). Pada kesempatan kali ini bang Boim memberikan beberapa tutorial tentang bagaimana cara mengakses referensi dalam bentuk jurnal, artikel, ataupun e-book dari beberapa situs website. Dengan adanya tutorial akses referensi secara online, diharapkan mahasiswa bisa memahami kebutuhan informasi mereka dan bisa dengan mudah menemukan sumber – sumber referensi yang relevan. Menjadi mahasiswa bukan hanya sebuah gelar bagi seseorang yang menempuh pendidikan tinggi ( kuliah ), melainkan mahasiswa adalah gelar sekaligus amanah yang sangat berat dari seluruh rakyat Indonesia. Mahasiswalah yang seharusnya membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju dan mampu bersaing di ranah internasional. Oleh sebab itu, untuk menjadi mahasiswa yang berkualitas dan benar-benar dapat memberikan manfaat bagi bangsa dan Negara, seorang mahasiswa harus bisa menguasai berbagai literature yang ada, mampu berfikir secara kritis dan bersikap aktif.