Pesantren Josari Jetis Ponorogo, tidak bisa dipisahkan dari perjalanan keilmuan para trimurti pendiri Gontor. Semua trimurti Gontor, mulai dari Kyai Ahmad Sahal, Kyai Zainudi Fanani, Kyai Imam Zarkasyi pernah mukim nyantri di Josari.
Pesantren Josari Jetis Ponorogo, tidak bisa dipisahkan dari perjalanan keilmuan para trimurti pendiri Gontor. Semua trimurti Gontor, mulai dari Kyai Ahmad Sahal, Kyai Zainudi Fanani, Kyai Imam Zarkasyi pernah mukim nyantri di Josari. Selama di Josari, para trimurti menempuh dua model pendidikan sekaligus, formal dan pesantren.
Usaha ini digawangi oleh ibunda Trimurti Nyai Santoso Anom, sebagai bentuk tanggung jawab dan langkah taktis menyiapkan ketiga putranya melanjutkan estafet pesantren Gontor yang "mati suri" sepeninggal sang suami Kyai R. Santoso Anom Besari.
Di Josari, trimurti dibekali pengetahuan agama level dasar dan menengah, dari tauhid, fiqih Syafi'iyyah, hadist, gramatika arab, akhlak, siroh al-barzanji dan tasawuf dasar. Namun, dari sekian fan ilmu, nampaknya ilmu tauhid dan ilmu fiqih yang paling kuat pengaruhnya dalam diri trimurti.
Rantai sanad keilmuan Josari bisa terhubung dengan pesantren-pesantren besar di Jawa bahkan di Mekah melalui perantara al-Alim al-Allamah al-Arif Billah Kyai Muhammad Mansur (1831-1943). Kyai Mansur merupakan generasi ke-7, yang memimpin pesantren dan masjid jami' Josari tahun 1896-1943.
Creator & Editor: Muhamad Taufiq Riza